BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 27 Agustus 2010

Terang [pasti] kan Segera Datang


Jika harus memilih malam ini dan malam kemarin, mungkin malam ini menjadi malam pilihan bagi hati yang sedang berkabut kedukaan. Bagaimana tidak? Malam ini bisa jadi menghibur jiwa-jiwa itu. Lihatlah keluar, bagaimana Bulan dengan gagahnya bertengger di atas sana seolah-olah ingin menunjukkan bahwa dirinyalah yang paling terang. Bertemankan Bintang-Bintang yang bertebaran memenuhi angkasa, menambah keelokan langit yang bersih meski sedikit awan berarak-arak.

Berbanding terbalik dengan sore hingga malam kemarin. Dari sore Matahari diganggu oleh awan hitam yang bergulung-gulung pekat dari barat hingga timur jauh. Angin pun berhembus dengan kencangnya hingga daun-daun kehilangan pegangannya dari ranting yang selalu menggandengnya sedemikian eratnya. Namun sedemikian kencangnya angin yang bertiup, daun pun berguguran bahkan bersama-sama dengan ranting.

Sesaat kemudian guntur menggelegar membelah angkasa. Air perlahan turun titik demi titik hingga serasa ditumpahkan dari danau yang berada di angkasa sana. Nyanyian guntur berpadu dengan gemericik air yang turun membasahi bumi menyanyat-nyayat hati mereka yang sedang dilanda kegelisahan. Belum lagi tarian-tarian awan hitam yang sekali waktu di hiasi kilat yang menyambar-nyambar setiap jiwa yang lelah. Hingga kepiluan terasa tak berujung.

Tak terasa hari bertambah gelap seiring dengan surutnya Matahari ke ufuk barat, yang seharusnya dapat terlihat jikalau awan hitam itu tidak menyembunyikannya di balik badannya. Senja yang indah berganti senja yang berkabut awan kelam. Dinginnya saat itu pun ikut pula membekukan setiap hati yang dingin. Kebekuan akan kerinduan kepada kehangatan cinta kasih setiap sesamanya.

Entahlah, mengapa sore hingga malam itu hanya berisikan kegelisahan, kepiluan dan kebekuan?! Semua tergambar jelas di wajah langit sore hingga malam itu. Nyanyian syahdu guntur yang menggelegar menambah perih setiap sayatan-sayatan yang sedari tadi mengiris-iris relung hati setiap jiwa yang sedang rapuh.

Ah.....tapi lihatlah malam ini! Cobalah keluar rumah, buka pintu lalu cari tempat yang terbuka dan lihatlah ke atas, betapa keindahan Bulan yang meski belum sempurna, ditambah kerlip Bintang, mampu mengobati kepiluan, mampu mencairkan kebekuan hati pun mampu menghangatkan dinginnya malam ini. Hanya coba nikmati cahaya Bulan yang terang namun tidak menyilaukan itu. Renungilah, dia tidak rela membiarkan setiap malam gelap gulita sehingga Bulan rela memantulkan cahaya dari Matahari. Cobalah bayangkan jika Bulan mampu bersinar layaknya Matahari, pastilah kiranya tidak akan ada siang dan malam!!