BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Sabtu, 02 Oktober 2010

Perang (saudara)


Miris, melihat beberapa berita yang memberitakan kejadian-kejadian yang terjadi beberapa waktu ini. Sekelompok orang yang mengaku manusia dengan segala sifat manusiawinya kehilangan rasa kemanusiaannya. Kemanusiaan berada di titik bawah di antara yang terbawah. Terinjak-injak oleh berbagai macam kepentingan-kepentingan pribadi, golongan dan kelompok. Bahkan ada yang sengaja menginjak-injaknya. Kemanusiaan dijunjung ketika menguntungkan, namun segera dilupakan begitu saja bilamana terjadi persinggungan kepentingan.



Ah, apakah sebegitu mudahnya kemanusian itu hilang dari manusia. Atau memang manusia ternyata tidak pernah mempunyai rasa kemanusiaan?? Hmm, mungkin itu hanyalah pikiran burukku yang telah teracuni oleh realita belakangan ini.



Emosi dengan mudahnya tersulut, darah begitu mudahnya mendidih dan hati begitu mudahnya terbakar. Lihatlah, manusia-manusia berteriak-teriak (hampir) lupa pada dirinya sendiri, berteriak-teriak sambil menenteng golok, parang, clurit serta pedang, dengan serta merta mencari sasaran disekelilingnya yang mereka anggap musuh. Mereka bangga jika sudah bisa membasuh muka mereka dengan darah-darah yang membanjir. Mereka pun bernyanyi lagu kematian. Bahkan mereka menari-nari tarian kematian. Entahlah, apakah mereka benar-benar lupa diri?



Mereka pun tertawa penuh kegirangan di atas tangis manusia lain, mereka juga menari-nari di atas bangkai-bangkai manusia yang mungkin masih saudara mereka sendiri. Hah....di sini aku pun tak dapat berbuat apa-apa untuk mencegah dan menegur mereka atau mengingatkan mereka jika orang yang tergeletak tak bernyawa itu adalah saudara mereka sendiri. Satu, dua, sepuluh.......tidak! Masih ada lagi, oh....berapa lagi jiwa yang harus terpisah dari raganya untuk bisa membasuh dahaga kalian?



Pilu menderu hingga menggema di dinding-dinding hatiku yang beku ini.



Jerit tangis anak-anak yang kehilangan Bapaknya bagai nyanyian sembilu yang keras menusuk relung hati ini. Namun, memang perang serasa telah menjadi sahabat karib bagi manusia, suatu kali berkunjung ke rumah mereka. Jika tidak datang, merekalah yang bertingkah mengundangnya.



Sudahlah, kumohon hentikan!! Hentikan!! Apa yang kalian inginkan?

Apa yang kalian cari? Ku duduk di sini menangis, tidakkah ada jalan yang lebih baik?! Semoga segera terselesaikan! Amiiin.

0 komentar: