BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Sabtu, 03 April 2010

Perbincanganku dengan Diriku


Malam itu tak seperti malam biasanya. Awan bergulung-gulung, angin berhembus dengan kencangnya, jeritan binatang2 malam pun bersahut-sahutan seolah ingin turut meramaikan kesepianku. Kutermenung terjebak dalam lamunan yang tak berujung. Renungan yang membawaku pada kemungkinan "diriku" meninggalkan aku. Diriku yang slalu ada buatku dalam duka lara nestapa ataupun bahagia. Aku yang tak sanggup hidup sendiri tanpa diriku. Bagiku, aku adalah diriku, dan diriku adalah aku. Hingga hadir "diriku" dengan tiba2 mengajakku berbincang.

****

(+) Diriku : ada apa gerangan hingga kamu termenung seperti itu?!

(-) Aku : terus terang, entah mengapa aku takut kehilanganmu!

(+) Diriku : kenapa, apa yang kamu pikirkan itu? Bukankah aku slalu ada buat kamu, aku tidak akan pernah meninggalkanmu, itu janjiku!

(-) Aku : lihatlah aku!! Tidakkah engkau malu pada orang2 akan keadaanku ini. Mengapa kamu pilih aku, tidakkah di luar sana masih banyak yang lebih sempurna dari aku??

(+) Diriku : aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan itu!

(-) Aku : lihatlah baik2!!
Aku terlihat tua dari umurku.
Rambutku pun memerah kusut tak terurus.
Mukaku kusam karena keringat mengering yang tak sempat kubasuh air.
Kulitku juga hitam legam.
Telapak tanganku pun kasar bagai amplas.
Kakiku juga pecah2.
Tubuhku kekar berotot tak karuan.
Bahkan pikiranku tak mampu lagi berpikir dengan baik seperti mereka yang terlihat pintar.
Apa yang kamu banggakan dariku?!

(+) Diriku : kamu sungguh ingin tahu?!

(-) Aku : iya!! Cepat katakan kepadaku!!

(+) Diriku : baik akan kukatakan padamu.
Kamu terlihat tua dari umurmu karena kamu lebih dewasa dari orang2 seumuranmu. Disaat mereka memikirkan kepentingannya sendiri disaat yang sama kamu sudah bisa memikirkan kepentingan keluargamu bahkan orang lain. Maka dari itu rambutmu memerah dan pikiranmu tak bisa lagi berpikir dengan baik, karena yang ada dalam pikiranmu memikirkan cara agar bisa berguna bagi keluargamu dan orang lain. Dan kamu juga tidak pernah berpikir untuk menjatuhkan orang lain dengan kepintaranmu itu. Tapi lihatlah mereka, mengurus dirinya saja tidak bisa apalagi mengurus orang lain. Yang ada dalam pikiran mereka menghalalkan cara untuk mendapatkan keinginannya tanpa mempedulikan orang lain.
Aku tidak masalah dengan kondisimu saat ini. Semua bukan tanpa sebab!! Bagiku mukamu terlihat lebih memancarkan ketulusan meski kusam.
Kulitmu hitam legam karena terbakar oleh panasnya bara semangatmu.
Kasarnya tanganmu itu karena banyaknya pekerjaan yang kamu sentuh.
Kakimu pecah karena luasnya lahan yang kamu injak demi hidupmu dan orang lain.
Dan kekarnya tubuhmu karena timpaan beban hidupmu yang berat, bagiku tubuhmu lebih bagus dari pada tubuh mereka yang bagus karena keluar masuk gym.
Jadi apa alasanku untuk meninggalkanmu dan beralih kepada mereka yang lebih sempurna katamu,, yang mukanya halus karena tak berani menantang matahari dan memilih diam di rumah? Mereka yang tangannya mulus karena tak pernah menyentuh pekerjaan? Mereka yang kakinya utuh karena tak berani melangkah ke medan perang? Mereka yang tubuhnya berotot tapi hanya kuat mengangkat beban hidupnya sendiri? Dan mereka yang hanya bisa memikirkan kesenangannya sendiri bahkan kadang mengorbankan orang tuanya, saudaranya dan orang lain??
Aku lebih bangga berada di sini untuk kamu!!

(-) Aku : jadi itu alasannya?

(+) Diriku : ya, itu alasannya?

(-) Aku : tapi apa kamu tidak malu jika orang-orang mencelamu, mencacimu atau bahkan mengucilkanmu dari pergaulan mereka? Karena pasti setiap orang yang melihatmu pasti berpikir kamu adalah aku!

(+) Diriku : tidak sama sekali!!! Bahkan sebelum mereka mengucilkanku karena mereka tidak suka denganmu, aku duluan yang akan pergi dari mereka!!

(-) Aku : aku harap kamu sedang tidak menghiburku!!

****

Tak terasa perbincanganku dengan "diriku" berakhir karena tiba2 "diriku" pun pergi dari renunganku seiring lantang suara kokok ayam jago. Langitpun mulai kemerahan. Teriakan binatang malam berganti dengan raungan motor yang mulai lalu lalang saat itu. Hari yang baru kusambut tanpa takut kehilangan "diriku". Amin!!

4 komentar:

PicLover mengatakan...

ga nyangka,,, sheva nyastra juga.. jempoLLL!!!

Andrex Tohjaya mengatakan...

hehehe, lg belajar buuuu :)

diArta mengatakan...

hehh.. belajar seperti ini nek wes ahli koyo opoo.. ??

Andrex Tohjaya mengatakan...

Halah,, yo ora koyo opo-opo......hehehe