BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Selasa, 27 April 2010

( tak ) Sempurna...............


Kala senja menjelang, kulihat samar2 bayangan gelap mulai mewarnai langitku hari ini. Tak sepatah kata terucap untuk menyambut datangnya malam. Hanya semilir angin dingin yang menyelimutiku dalam keheningan akan senja ini.

Jauh di seberang titian angan melintas akan sesosok manusia yang memiliki kekurangan, namun dengan segala kekurangan tersebut orang itu mampu melewati hari-harinya dengan berhiaskan senyum kebahagian. Walaupun wajar jika sesekali tangis duka kesedihan mewarnai sebagian dari hari-harinya itu.

Tergambar jelas walau pandangan mata ini terbatas oleh cakrawala yang membentang di depan, bagaimana orang itu menghadapi segala aral yang menghadang di hadapannya. Sosok itu terlihat sama rupa dengan diriku, seorang manusia dengan segala "atribut"nya sebagai manusia. Dalam hati kubertanya, "apa yang menyebabkan orang itu begitu tangguh akan godaan-godaan yang menghadang bahkan kadang menjegalnya?", butuh dua tiga putaran matahari untuk bisa menjawab teka-teki yang berjejal di otakku ini.

Beribu-ribu cara ku tempuh tuk membuka rahasia yang tersimpan di dalam diri orang itu. Akhirnya segala kegalauan yang menyelimuti pikiran ini pelan namun pasti mulai menghilang. Ketika sesosok itu mulai mendekat, mendekat bahkan sangat dekat hingga berada di depanku, aku bagai dibangunkan dari sebuah tidur yang lelap. Terkejut hingga akhirnya terdiam.

Tak kusangka sama sekali jika sosok manusia itu sekarang tergambar jelas dan nyata, bukan hanya terlukis dalam alam khayal pikiran yang pandai mengada-ada. Sesosok manusia yang (tak) sempurna dengan kaki yang terikat, tangan yang terborgol, mata yang buta, telinga yang tuli, mulut yang bisu, pikiran yang tertutup namun yang tampak hanyalah hatinya yang bersinar dan bercahaya bagai matahari. Jelas sekaligus menyilaukan.

*Kakinya terikat kuat apabila akan melangkah ke dalam kemaksiatan, terlepas jika akan melangkah ke tempat-tempat yang menawarkan ladang ilmu dan pahala bagi dirinya.

*Tangannya terborgol rapi jika akan di gunakan untuk mengambil sesuatu yang bukan haknya. Dan akan terlepas jika dipergunakan untuk membantu mengangkat beban yang menghimpit orang lain. Atau pun dengan sendirinya akan terulur tangan itu kepada siapa saja yang membutuhkan pertolongan.

*Matanya buta terhadap hal-hal yg bathil. Matanya buta terhadap silau nikmat keduniaan dengan segala godaan-godaannya. Tapi matanya selalu jeli terhadap sesuatu yang baik, sehingga matanya tidak pernah tertipu dari segala "keindahan" yang semu itu.

*Telinganya juga tuli terhadap segala bisik, bujuk rayu bahkan teriakan-teriakan setan yang mengajaknya untuk mengikuti jejak maupun jalan setan. Namun telinganya hanya bisa untuk mendengar dengan baik alunan nada merdu suara para malaikat yang mengajaknya agar selalu di jalan yang lurus.

*Mulutnya pun bisu untuk segala ucapan-ucapan cacian makian ataupun ucapan yang menyakiti orang lain dan bahkan menjatuhkan orang lain dengan segala ucapan yang berbau fitnah. Namun mulutnya selalu terbuka untuk mengucapkan sesuatu hal yang menyejukkan hati orang lain dengan ucapan-ucapan yang menghibur bagi mereka yang sedih dan yang ditimpa duka. Mulutnya juga lebih pintar bersyukur dari pada mengeluh itu yang paling utama.

*Pikirannya juga tumpul jika dipergunakan untuk memikirkan cara menjatuhkan orang lain, tumpul jika memikirkan dalam mencari "jalan pintas" untuk segala sesuatu, tumpul jika memikirkan hal-hal yang mengakibatkan khayalan-khayalan liar berhiaskan nafsu yang mendorongnya pada perbuatan hina. Sehingga pikirannya selalu "bersih" karena tidak membiarkan setitik noda pun masuk ke dalam pikirannya. Pikiran pun jadi tajam terhadap sesuatu yang "wajib" tuk dipikirkan.

Jadi wajar adanya jika yang terlihat olehku saat itu hanyalah hati yang memancarkan sinar ketulusan, kasih sayang, kesabaran, serta kebahagiaan walaupun dia hidup dalam gelap dunia yang terus menerus mencoba "mencuri" sinar hatinya untuk menerangi dunia itu.

Ah, sungguh manusia yang (tak) sempurna. Hanya harapan dan do'a kepada Yang Maha Kuasa untuk menurunkan sedikit hanya sedikit kuasanya padaku agar aku bisa seperti orang itu. Amin!!

Tanpa kusadari sosok itu kembali menjauh menyusuri lorong-lorong gelap yang tak bertuan itu. Aku yakin jikalau dia dengan sinar hatinya itu akan terus mencari orang-orang yang terus dilanda kegelapan seperti diriku ini. Bagai ditelan kegelapan sosok itu pun mulai hilang, menjauh dan menjauh hanya sinar hatinya yang selalu memancar kepadaku agar jiwa ini selalu termotivasi tuk menjadi manusia yang (tak) sempurna!!

0 komentar: